Dulu, menulis adalah suatu kegiatan
yang paling aku gemari. Apapun itu. Semuanya ku tulis. Karena dengan menulis
aku merasa semuanya menjadi ringan,cerah dan sejuk. Tapi itu dulu, sewaktu aku
masih berseragam putih merah, putih biru, dan putih abu-abu. Sekarang, aku
begitu sombong. Pena dan kertas yang dulunya menjadi sahabat terbaikku, tak
lagi ku lirik. Padahal mereka tak salah apa-apa. Dan kemarin ketika aku membongkar gudang di belakang rumahku. Ku lihat tumpukan
buku yang telah usang. Ku ambil buku-buku itu, dan ku baca satu persatu.
Buku-buku itu penuh dengan ceritaku. Apakah itu yang pernah aku alami, atau
berupa cerpen, novel juga komik. Yah, disamping menulis dulunya aku juga suka
menggambar. Lukisan teman-temanku mewarnai di setiap isi buku. Begitupun wajah
guru-guru ku yang ketika beliau marah aku lukis. Ternyata aku juga bukan seorang
pelajar yang baik dulunya. Guru lagi marah aku lukis. ^_^.
Membaca tulisan kecilku, membuat aku
begitu iri dengan masa laluku. Ingin kembali ku raih pena itu. Dan menggoreskannya
di atas secarik kertas. Tapi tangan ini telah terlanjur kaku. Ia pun bingung,
tarian apa yang hendak ia berikan terhadap pena malang itu. Pena yang sejak
lama merindukan sentuhan jemariku, tapi ku abaikan seolah aku tak
membutuhkannya lagi.
Jika aku tak bisa kembali pada masa
laluku, setidaknya aku bisa kembali melakukan hal yang bermanfaat yang aku lakukan di masa itu.Dan walau tulisanku
tak seindah kerlipan bintang, tapi setidaknya bisa menjadi rembulan di malam
gelapku.
Aku ingin kembali menyentuh pena itu.
Bergelut bersama, menghiasi tiap halaman kertas buku…
Semoga ia masih mau menerima
kehadiranku…..…
:) it' nice buik..
BalasHapus