Kamis, 15 Desember 2011

aku, pena dan secarik kertas


Dulu, menulis adalah suatu kegiatan yang paling aku gemari. Apapun itu. Semuanya ku tulis. Karena dengan menulis aku merasa semuanya menjadi ringan,cerah dan sejuk. Tapi itu dulu, sewaktu aku masih berseragam putih merah, putih biru, dan putih abu-abu. Sekarang, aku begitu sombong. Pena dan kertas yang dulunya menjadi sahabat terbaikku, tak lagi ku lirik. Padahal mereka tak salah apa-apa. Dan kemarin ketika aku membongkar  gudang di belakang rumahku. Ku lihat tumpukan buku yang telah usang. Ku ambil buku-buku itu, dan ku baca satu persatu. Buku-buku itu penuh dengan ceritaku. Apakah itu yang pernah aku alami, atau berupa cerpen, novel juga komik. Yah, disamping menulis dulunya aku juga suka menggambar. Lukisan teman-temanku mewarnai di setiap isi buku. Begitupun wajah guru-guru ku yang ketika beliau marah aku lukis. Ternyata aku juga bukan seorang pelajar yang baik dulunya. Guru lagi marah aku lukis. ^_^.
Membaca tulisan kecilku, membuat aku begitu iri dengan masa laluku. Ingin kembali ku raih pena itu. Dan menggoreskannya di atas secarik kertas. Tapi tangan ini telah terlanjur kaku. Ia pun bingung, tarian apa yang hendak ia berikan terhadap pena malang itu. Pena yang sejak lama merindukan sentuhan jemariku, tapi ku abaikan seolah aku tak membutuhkannya lagi.
Jika aku tak bisa kembali pada masa laluku, setidaknya aku bisa kembali melakukan hal yang bermanfaat  yang aku lakukan di masa itu.Dan walau tulisanku tak seindah kerlipan bintang, tapi setidaknya bisa menjadi rembulan di malam gelapku.
Aku ingin kembali menyentuh pena itu. Bergelut bersama, menghiasi tiap halaman kertas buku…
Semoga ia masih mau menerima kehadiranku…..…

1 komentar: